Rabu, 27 Desember 2017

Mengenal Raden Mattaher, Panglima Perang Berjuluk Singo Kumpeh


Raden Mattaher adalah seorang panglima perang di masa Kesultanan Jambi yang terkenal dan sangat ditakuti belanda. Setelah Sultan Thaha wafat pada tahun 1904, komando perlawanan rakyat Jambi terhadap Belanda dilanjutkan oleh Raden Mattaher. Oleh masyarakat Jambi, Raden Mattaher yang bernama asli Raden Mohammad Tahir ini dikenal sebagai “Singo Kumpeh” karena keberanian,dan kecerdasan beliau dalam mengatur strategi.

Raden Mattaher dan pasukannya yang dinamakan “Sabilillah” adalah pasukan bergerak dan menyerang secara tiba-tiba. Sebelum menyerang, Raden Mattaher senantiasa melakukan sholat agar memperoleh petunjuk dan ridho Allah. Saat melawan penjajahan Belanda, Raden Mattaher adalah panglima perang yang beroperasi di wilayah Muaro Tembesi dan Muaro Kumpeh.
Adapun objek penyerangan yang dilakukan Raden Mattaher dan Sabilillah difokuskan terhadap kantong-kantong pertahanan militer Belanda, termasuk penyergapan terhadap kapal-kapal perang yang mengangkut personel, amunisi dan obat-obatan. Mereka juga tak segan-segan membunuh setiap pimpinan militer Belanda yang tertangkap.

Dalam berbagai penyerangan, Raden Mattaher dibantu oleh beberapa panglima lain yakni Raden Perang, Raden Ahmad, Raden Kusen dan Raden Pamuk. Para panglima ini bertugas membentuk barisan pertahanan dan perlawanan terhadap Belanda. 

Raden Mattaher pernah berhasil merampas peti baja milik bea cukai Belanda yang berisi 30 ribu cap tongkat serta beberapa dokumen penting di Bayung Lencir, perbatasan antara Jambi-Palembang. 

Beberapa waktu kemudian, Raden Mattaher berhasil ditangkap dan dilumpuhkan Belanda dengan tipu muslihat. Raden Mattaher gugur tertembak di rumahnya pada tanggal 7 September 1907 dalam sebuah operasi militer Belanda.          

Terkait wafatnya Raden Mattaher tersebut, Belanda kemudian menyatakan Dalam bulan September tahun 1907 Raden Mattaher, keluarga dekat Taha (Sulthan Thaha Saifuddin) yang paling di takuti (Belanda) karena aktif gupermend (Pemerintahan Belanda). Setelah dikejar terus menerus gugurlah dia (Raden Mattaher) dalam pertarungan dengan pasukan Belanda”.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar