Raden Mattaher adalah seorang panglima perang di masa Kesultanan
Jambi yang terkenal dan sangat ditakuti belanda. Setelah Sultan Thaha wafat
pada tahun 1904, komando perlawanan rakyat Jambi terhadap Belanda dilanjutkan
oleh Raden Mattaher. Oleh masyarakat Jambi, Raden Mattaher yang bernama asli Raden Mohammad Tahir ini dikenal sebagai “Singo
Kumpeh” karena keberanian,dan kecerdasan beliau dalam mengatur strategi.
Raden Mattaher dan pasukannya yang dinamakan “Sabilillah” adalah
pasukan bergerak dan menyerang secara tiba-tiba. Sebelum menyerang, Raden
Mattaher senantiasa melakukan sholat agar memperoleh petunjuk dan ridho Allah.
Saat melawan penjajahan Belanda, Raden Mattaher adalah panglima perang yang
beroperasi di wilayah Muaro Tembesi dan Muaro Kumpeh.
Adapun objek penyerangan yang dilakukan Raden Mattaher dan Sabilillah
difokuskan terhadap kantong-kantong pertahanan militer Belanda, termasuk
penyergapan terhadap kapal-kapal perang yang mengangkut personel, amunisi dan
obat-obatan. Mereka juga tak segan-segan membunuh setiap pimpinan militer
Belanda yang tertangkap.
Dalam berbagai penyerangan, Raden Mattaher dibantu oleh beberapa
panglima lain yakni Raden Perang, Raden Ahmad, Raden Kusen dan Raden Pamuk. Para
panglima ini bertugas membentuk barisan pertahanan dan perlawanan terhadap
Belanda.
Raden Mattaher pernah berhasil merampas peti baja milik bea cukai Belanda
yang berisi 30 ribu cap tongkat serta beberapa dokumen penting di Bayung
Lencir, perbatasan antara Jambi-Palembang.
Beberapa waktu kemudian, Raden Mattaher berhasil ditangkap dan
dilumpuhkan Belanda dengan tipu muslihat. Raden Mattaher gugur tertembak di
rumahnya pada tanggal 7 September 1907 dalam sebuah operasi militer Belanda.
Terkait
wafatnya Raden Mattaher tersebut, Belanda kemudian menyatakan “Dalam bulan September tahun 1907 Raden Mattaher,
keluarga dekat Taha (Sulthan Thaha Saifuddin) yang paling di takuti (Belanda)
karena aktif gupermend
(Pemerintahan Belanda). Setelah dikejar terus menerus gugurlah dia (Raden
Mattaher) dalam pertarungan dengan pasukan Belanda”.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar