Sepenggal Riwayat Istana Tanah Pilih Kesultanan Jambi

Menara Air tahun 1953

Istana Tanah Pilih adalah tempat kedudukan Kesultanan Jambi sekaligus pusat pemukiman yang dibangun di atas areal tanah yang bernama Bukit Tanah Pilih. Istana ini merupakan tempat Sultan Thaha Syaifuddin dilahirkan dan dilantik sebagai Sultan Jambi pada tahun 1855.

Akibat rencana serangan tentara Belanda pada tahun 1858, Istana Tanah Pilih kemudian ditinggalkan dan di bumi hanguskan oleh Sultan Thaha. Serangan Belanda tersebut disebabkan karena sang Sultan dan panglimanya Raden Mattaher berhasil menenggelamkan satu kapal perang Belanda Van Houten di perairan sungai Muaro Kumpeh.  

Puing-puing bekas Istana Tanah Pilih tersebut kemudian dikuasai Belanda dan dijadikan sebagai benteng pertahanan sekaligus markas bagi serdadu tentara mereka. Setelah Sultan Thaha gugur pada tanggal 27 April 1904, Belanda secara utuh menempatkan wilayah Kesultanan Jambi sebagai bagian dari wilayah kekuasaan Kolonial Hindia Belanda.

Bekas Lokasi Istana Tanah Pilih tersebut kini berada di antara Menara Air PDAM Broni, Museum Perjuangan Rakyat Jambi dan Mesjid Agung Al-Falah. Menurut catatan sejarah, di atas menara air PDAM inilah Bendera Merah Putih untuk pertama kalinya dikibarkan pada tanggal 19 Agustus 1945, tepat 2 hari setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan.

Sumber :

http://jambikota.go.id/new/sejarah-kota-jambi/
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjambi/2014/02/06/menara-air/